COST BEHAVIOR ANALYSIS

Klasifikasi Biaya

A. Fixed Cost
Adalah biaya yang totalnya tidak berubah walaupun aktivitas bisnisnya naik atau turun.
Dalam long run, fixed cost ini bisa menjadi variable cost. Beberapa pengeluaran bisa dikategorikan sebagai fixed cost hanya jika pengeluaran tersebut berada dalam relevant range. Total fixed cost akan berubah di luar relevant range.

B. Variable Cost
Adalah biaya yang totalnya meningkat secara proporsional apabila aktivitas bisnisnya naik secara proporsional dan menurun apabila aktivitas bisnisnya menurun secara proporsional.
Contoh: Direct materials, direct labor, supplies, indirect labor, small tools, rework, dan normal spoilage.

C. Semivariable Cost
Adalah biaya yang memiliki karakteristik fixed cost dan variable cost. Contoh: electricity, water, gas, fuel oil, coal, some supplies, maintenance, some indirect labor, employee group-term life insurance, pension cost, payroll taxes, travel and entertainment.

Terdapat dua alasan mengapa karakteristik semivariabel dimiliki oleh beberapa jenis pengeluaran:
  1. Pengaturan minimum mungkin diperlukan, atau kuantitas minimum dari perlengkapan atau jasa mungkin perlu digunakan untuk memelihara kesiapan beroperasi. Di luar tingkat biaya minimum ini, yang biasanya bersifat tetap, tambahan biaya bervariasi terhadap volume.
  2. Klasifikasi akuntansi, baik berdasarkan objek pengeluaran maupun fungsi, umumnya mengelompokkan  fixed cost dan variable cost bersama-sama. Misalnya biaya mesin uap yang digunakan untuk memanaskan ruangan, yang bergantung pada kondisi cuaca, dan biaya mesin uap yang digunakan untuk proses produksi, yang bergantung pada volume produksi, mungkin dibebankan ke akun yang sama, sehingga mengakibatkan tercampurnya fixed cost dan variable cost dalam akun yang sama.

Memisahkan Fixed Cost dan Variable Cost
Pemisahan fixed cost dan variable cost diperlukan untuk tujuan-tujuan berikut:
  1. Perhitungan tarif biaya overhead yang ditentukan sebelumnya dan analisis varians
  2. Penyusunan anggaran fleksibel dab analisis varians.
  3. Perhitungan biaya langsung dan analisis margin kontribusi
  4. Analisis titik impas dan analisis biaya-volume-laba
  5. Analisis biaya diferensial dan komparatif
  6. Analisis maksimalisasi laba dan minimisasi biaya jangka pendek
  7. Analisis anggaran modal
  8. Analisis profitabilitas pemasaran berdasarkan daerah, produk, dan pelanggan

Metode High and Low Points
Dalam metode ini, elemen tetap dan elemen variabel dari suatu biaya dihitung menggunakan dua titik, Titik data (periode) yang dipilih dari data historis merupakan periode dengan aktivitas tertinggi dan terendah. Periode tinggi dan periode rendah dipilih karena keduanya mewakili kondisi dari dua tingkat aktivitas yang paling berjauhan.
Contoh:

                                            Biaya             Tingkat Aktivitas
Tinggi                                  $ 680                   48.000 jam
Rendah                               $ 500                   26.000 jam
Selisih                                 $ 180                   22.000 jam

Tarif biaya variabel = $180 : 22.000 jam = $ 0,00818 per jam tenaga kerja langsung.

                                           Tinggi               Rendah
Total biaya                          $ 680                  $ 500
Biaya variabel                        393*                   213**
Biaya tetap                         $ 287                  $ 287

*   $ 0,00818 x 48.000
**  $ 0,00818 x 26.000



Metode Scattergraph
Metode ini digunakan dengan jalan menggambarkan kondisi hubungan antara pemicu biaya atau X dengan total biaya atau Y ke dalam sumbu cartesius. Dari proses ploting hubungan tersebut dapat diamati kecenderungan pola hubungan kedua variabel tersebut. Selanjutnya, dari hasil pengamatan tersebut dapat dibuat garis perkiraan sebagai sebuah persamaan yang dapat digunakan untuk prediksi biaya.
Contoh gambar scattergraph:

Image result for scattergraph method
Sumber: Google

Metode Least Square
Metode ini disebut juga dengan regression analysis. Metode ini dikerjakan dengan menggunakan perhitungan statistik yang cukup kompleks. Dengan bantuan aplikasi seperti Microsoft Excel, metode ini dapat dengan mudah dikerjakan. Dari proses regresi ini, dapat diperoleh nilai konstanta dan slope yang dapat digunakan untuk menentukan persamaan garisnya. Pada akhirnya, persamaan garis tersebut dapat berfungsi sebagai predikator biaya.
Contoh tabel least square:

              1                    2                  3                          4                           5                          6
Image result for least square table
Sumber: Google
Persamaan garis:
                                                               y = a + bx

1. Cari biaya variabel, b:
    b = total kolom 6 : total kolom 5

2. Cari biaya tetap, a:
    Masukan ke dalam persamaan garis: È³ = a + b


Koefisien Determinasi

Image result for rumus koefisien determinasi
Sumber: Google

Standard Error
Biaya yang masih bisa diterima kesalahannya.

Image result for standard error cost accounting
Sumber: Google



Sumber:
Carter. Cost Accounting
Buku Ajar Akuntansi Biaya Politeknik Keuangan Negara STAN

You Might Also Like

0 comments